Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

Konsep Dasar Kesehatan Jiwa

Pengertian
Indicator of mental health include positive attitude toward self, growth, development, self actualization, intregration, autonomy, reality perception & environmental mastery. (indikator sehat jiwa meliputi sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan) (Stuart & Laraia, Principle and practice psychiatric nursing, 1998) (Yahoda).


Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg bersangkutan. (WHO).
Konsep Dasar Keperawatan Jiwa

Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain. (UU Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1996).

Kriteria Sehat Jiwa Menurut Yahoda.
ü  Sikap positif terhadap diri sendiri
ü  Tumbuh, berkembang dan aktualisasi
ü  Integrasi : Masa lalu dan sekarang
ü  Otonomi dalam pengambilan keputusan
ü  Persepsi sesuai kenyataan
ü  Menguasai lingkungan : mampu beradaptasi.

Rentang Sehat Jiwa.
ü  Dinamis bukan titik statis
ü  Rentang dimulai dari sehat optimal – mati
ü  Ada tahap-tahap
ü  Adanya variasi tiap individu
ü  Menggambarkan kemampuan adaptasi
ü  Berfungsi secara efektif : sehat.

Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa.
a.       Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).
b.      Menurut Dorothy, Cecelia.
Perawatan psikiatrik/keperawatan kesehatan jiwa : proses dimana perawata membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang positif,  meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta gara berperan lebih produktif di masyarakat ( Dorothy, Cecelia).

Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa
a.       Peran dan fungsi keperawatan jiwa
b.      Hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien
c.       Konsep model keperawatan jiwa
d.      Model stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa
e.       Keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa
f.        Keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan jiwa
g.       Keadaan-keadaan sosial budaya dalam keperawatan jiwa
h.       Keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa
i.         Keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan jiwa
j.        Penatalaksanaan proses keperawatan: dengan standar-standar keperawatan
k.      Aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar profesional.

Konseptual Model Keperawatan Kesehatan Jiwa
Tabel 1
Model
View of behavioral deviation
Therapeutic process
Roles of a patient & therapist
Psychoanalytical
(freud, Erickson)
Ego tidak mampu mengontrol ansietas, konflik tidak selesai
Asosiasi bebas & analisa mimpi
Transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu
Klien: mengungkapkan semua pikiran & mimpi
Terapist : menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien
Interpersonal
(Sullivan, peplau)
Ansietas timbul & dialami secara interpersonal, basic fear is fear of rejection
Build feeling security
Trusting relationship & interpersonal satisfaction
Patient: share anxieties
Therapist : use empathy & relationship
Social
(caplan,szasz)
Social & environmental factors create stress, which cause anxiety &symptom
Environment manipulation & social support
Pasien: menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat
Terapist: menggali system social klien
Existensial
(Ellis, Rogers)
Individu gagal menemukan dan menerima diri sendiri
Experience in relationship, conducted in group
Encouraged to accept self & control behavior
Klien: berperan serta dalam pengalaman yang berarti untuk mempelajari diri
Terapist: memperluas kesadaran diri klien
Supportive Therapy
(Wermon, Rockland)
Faktor biopsikososial & respon maladaptive saat ini
Menguatkan respon koping adaptif
Klien: terlibat dalam identifikasi coping
Terapist: hubungan yang hangta dan empatik
Medical
(Meyer,Kreaplin)
Combination from physiological, genetic, environmental & social
Pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik & teknik interpersonal
Klien: menjalani prosedur diagnostic & terapi jangka panjang
Terapist : Therapy, Repport effects,Diagnose illness, Therapeutic Approach

Berdasarkan konseptual model keperawatan diatas, maka dapat dikelompokkan ke dalam 6 model yaitu:
Psycoanalytical (Freud, Erickson)
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling percaya).
Interpersonal ( Sullivan, peplau)
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.
Social ( Caplan, Szasz)
Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social and environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial)
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya : menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.

Existensial ( Ellis, Rogers)
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan(experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior).
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.

Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan respo maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif, individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif.

Medica ( Meyer, Kraeplin)
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.

Peran Perawat Kesehatan Jiwa
Menurut Weiss (1947) yang di kutip oleh Stuart Sundenn dalam principles an practice of psyciatric nursing care (1995), {peran Perawat adalah sebagai Attitude Therapy, Yakni :
ü  Mengobservasi perubahan, baik perubahan kecil atau menetap yang terjadi pada pasien.
ü  Mendemontrasikan penerimaan.
ü  Respek.
ü  Memahami klien.
ü  Mempromosikan ketertarikan klien dan berpartisipasi dalam interaksi.
Sedangkan menurut Peplau, peran perawat meliputi :
ü  Sebagai pendidik:
ü  Sebagai pemimpin di dalam situasi yang bersifat lokal, nasional dan internasional.
ü  Sebagai “surrogate parent”:
ü  Sebagai konselor.
Dan sebagai tambahan dari peran perawat adalah :
ü  Bekerja sama dengan lembaga kesehatan mental.
ü  Konsultasi dengan yayasan kesejahteraan.
ü  Memberikan pelayanan kepada klien di luar klinik.
ü  Aktif melakukan penelitian
ü  Membantu pendidikan masyarakat. 

Asuhan yang kompeten bagi perawat jiwa.
1.      Pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya.
2.      Merancang dan implementasi rencana tindakan untuk klien dan keluarga.
3.      Peran serta dalam pengelolaan kasus: mengorganisasikan, mengkaji, negosiasi, koordinasi pelayanan bagi individu dan keluarga.
4.      Memberikan pedoman pelayanan bagi individu, keluarga, kelompok, untuk menggunakan sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental, termasuk pelayanan terkait, teknologi dan sistem sosial yang paling tepat.
5.      Meningkatkan dan memelihara kesehatanmental serta mengatasi pengaruh penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling.
6.      Memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis dan penyakit jiwa dengan masalah fisik.
7.      Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan klien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.

Sejarah Usaha Dan Upaya Kesehatan Jiwa Di Luar Negeri dan Di Indonesia
Di masa lalu gangguan jiwa di pandang sebagai kerasukan setan, hukuman karena pelanggaran sosial atau agama, kurang minat atau semangat, dan pelanggaran norma sosial. Penderita gangguan jiwa dianiaya, di hukum, dijauhi, diejek dan di kucilkan masyarakat normal sampai abad ke -19, penderita gangguan jiwa di nyatakan tidak dapat di sembuhkan dan di belenggu di dalam penjara tanpa di beri makanan, tempat berteduh, atau pakaian yang cukup.

Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa Di Luar Negeri
Tahun
Peristiwa
Sebelum tahun 1860


Tahun 1873



Tahun 1883


Tahun 1913








Tahun 1950

Tahun 1951


Tahun 1952


Tahun 1960


Tahun 1970
Perawatan klien gangguan jiwa dengan “custom dial care” (bersifat tertutup dan isolatif).

Linda Richards mengembangkan perawatan mentaal di rumah sakit jiwa dan mengorganisasi pelayanan dan pendidikan keperawatan jiwa di rumah sakit.

Sekolah perawat pertama didirikan di mclean hospital yang berorientasi pada fisik dan menthal.

Johns hopkins mendirikan sekolah perawat dan memasukan keperawatan psikiatri dalam kurikulum. Berbagai hal berkembang dlam keperawatan psikiatri seperti : terapy somatik, electrokonfulsife therapy. Setelh perang dunia ke II terjadi perubahan dalam keperawatan psikiatri: dan meningkatnya program pengobatan, materi perawatan psikiatri merupakan bagian integral dari kurikulum keperawatan.

Peran perawat psikiatri mulai berkembang

Mellow mengembangkan hubungan perawat klien merupakan proses teraeutik.

Peplau mengembangkan hubungan interpersonal dalam keperawatan

Fokus perawatan psikiatri yaitu prevensi primer, implementasi perawatan dan konsultasi dalam komunitas.

Pengembangan kerja praktek keperawatan, yaitu proses keperawatan dan standar partik keperawatan.

Upaya keperawatan Jiwa Di Indonsesia
a.      Dulu kala gangguan jiwa dianggap kerasukan
Terapi : mengeluarkan roh jahat.
b.      Zaman Kolonial sebelum ada RSJ di Indonesia, pasien gangguan jiwa ditampung di RS Sipil atau RS Militer di Jakarta, Semarang, dan Surabaya, yang ditampung pada umumnya penderita gangguan jiwa berat.
c.       1 Juli :
o   1882 : RSJ pertama di Indonesia (Bogor)
o   1902 : RSJ Lawang
o   1923 : RSJ Magelang
o   1927 : RSJ Sabang di RS ini jauh dari perkotaan Perawat pasien bersifat isolasi & penjagaan (custodial care).
o   Stigma : keluarga menjauhkan diri dari pasien.
d.      Dewasa ini hanya satu jenis RSJ yaitu RSJ punya pemerintah
Sejak tahun 1910 - mulai dicoba hindari costodial care ( penjagaan ketat) & restraints (pengikatan ).
e.       Mulai tahun 1930 - dimulai terapi kerja seperti menggarap lahan pertanian bagi para penderita gangguan jiwa.
f.        Selama Perang Dunia II & pendudukan Jepang - Upaya kesehatan jiwa tak berkembang.
g.       Proklamasi - Perkembangan baruPada bulan Oktober 1947 pemerintah membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa ( belum bekerja dengan baik).
h.       Tahun 1950 pemerintah memperingatkan Jawatan Urusan Penyakit Jiwa untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan
i.         Tahun 1966- PUPJ Direktorat Kesehatan Jiwa-UU Kesehatan Jiwa No.3 thn 1966 ditetapkan oleh pemerintah- Adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa ( BKR-PPJ) dengan instansi diluar bidang kesehatan.
j.        Tahun 1973 - PPDGJ I yang diterbitkan tahun 1975 ada integrasi dengan PUSKESMAS.
k.      Sejak tahun 1970 an : pihak swasta pun mulai memikirkan masalah kesehatan jiwa.
l.         Ilmu kedokteran jiwa berkembang- Adanya sub spesialisasi seperti kedokteran jiwa masyarakat, Psikiatri Klinik, Kedokteran Jiwa Usila dan Kedokteran Jiwa Kehakiman- Setiap Sub Direktorat dipimpin oleh 4 kepala seksiProgram kesehatan jiwa nasional dibagi dalam 3 sub program yang diputuskan pada masyarakat dengan prioritas pada Health Promotion.

Trend Current Issue dan Kecenderungan Dalam Keperawatan Jiwa
Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian dalam Keperawatan Jiwa di antaranya adalah masalah berikut :
ü  Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
ü  Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
ü  Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa
ü  Kecenderungan situasi di era globalisasi
ü  Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
ü  Kecenderungan penyakit jiwa
ü  Meningkatnya post traumatik sindrom
ü  Meningkatnya masalah psikososial
ü  Trend bunuh diri pada anak
ü  Masalah AIDS dan Napza
ü  Pattern of parenting
ü  Presfektif life span history
ü  Kekerasan
ü  Masalah ekonomi dan kemiskinan

Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat onset terjadinya sampai klien mengalami gejala-gejala.

Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi.

Kecenderungan Faktor Penyebab Gangguan Jiwa
Terjadinya perang, konflik, dan lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Kecenderungan situasi di Era Globalisasi
Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antar Negara-negara khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik.

Globalisasi dan Perubahan Orientasi Sehat
Globalisasi atau era pasar bebas disadari atau tidak telah berdampak pada pelayanan kesehatan.

Kecenderungan Penyakit
1.      Meningkatnya post traumatic syndrome disorder
2.      Meningkatnya masalah psikososial
3.      Trend bunuh diri pada anak dan remaja
4.      Masalah Napza dan HIV/AIDS

Trend dalam pelayanan keperawatan mental psikiatri
1.      Sekilas tentang Sejarah
2.      Trend pelayanan keperawatan mental psikiatri di Era Globalisasi.

Issue Seputar Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri
1.      Pelayanan keperawatan mental psikiatri yang ada kurang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah hal ini karena masih kurangnya hasil-hasil riset keperawatan tentang keperawatan jiwa klinik.
2.      Perawat psikiatri yang ada kurang siap menghadapi pasar bebas karena pendidikan yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang bias diakui secara internasional.
3.      Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman seringkali tidak jelas dalam “Position Description”, job responsibility dan system reward di dalam pelayanan keperawatan dimana mereka bekerja (Stuart Sudeen, 1998).
4.      Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa keperawatan).

Bagaimana profesi keperawatan mental psikiatri di Indonesia menghadapinya?
a.       Sehubungan dengan trend masalah kesehatan utama dan pelayanan kesehatan jiwa secara global, maka fokus pelayanan keperawatan jiwa sudah saatnya berbasis pada komunitas (community based care) yang member penekanan pada preventif dan promotif.
b.      Sehubungan dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, perlu peningkatan dalam bidang ilmu pengetahuan dengan cara mengembangkan institusi pendidikan yang telah ada dan mengadakan program spesialisasi keperawatan jiwa.
c.       Dalam rangka menjaga mutu pelayanan yang diberikan dan untuk melindungi konsumen, sudah saatnya ada “licence” bagi perawat yang bekerja di pelayanan.
d.      Sehubungan dengan adanya perbedaan latar belakang budaya kita dengan narasumber, yang dalam hal ini kita masih mengacu pada Negara-negara Barat terutama Amerika, maka perlu untuk menyaring konsep-konsep keperawatan mental psikiatri yang didapatkan dari luar.


Daftar Pustaka

  1.  Keliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta: EGC.
  2.  Videbeck L Sheila.2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
  3.  Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
  4.  Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
  5. Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama
  6.  Tugas Sekolah Online
  7. Nurse of My Soul

Demikian artikel mengenai Konsep Dasar Kesehatan Jiwa, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan baru dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa. Tidak lupa penulis mengajak para pengunjung nursipedia untuk berdiskusi di kolom komentar serta Jangan lupa untuk like dan kunjungi fan page kami di Blog Keperawatan untuk mendapatkan info seputar keperawatan

0 Response to "Konsep Dasar Kesehatan Jiwa"

Posting Komentar

Berlangganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Blog Keperawatan di Facebook

Followers