Konsep Dasar Kesehatan Jiwa
Pengertian
Indicator
of mental health include positive attitude toward self, growth, development,
self actualization, intregration, autonomy, reality perception &
environmental mastery. (indikator sehat jiwa meliputi sikap yang positif
terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan,
kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam
beradaptasi dengan lingkungan) (Stuart & Laraia, Principle and practice
psychiatric nursing, 1998) (Yahoda).
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan
management, bersifat positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan
kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg bersangkutan. (WHO).
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara
optimal dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain. (UU
Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1996).
Kriteria Sehat Jiwa Menurut Yahoda.
ü
Sikap positif terhadap diri sendiri
ü
Tumbuh, berkembang dan aktualisasi
ü
Integrasi : Masa lalu dan sekarang
ü
Otonomi dalam pengambilan keputusan
ü
Persepsi sesuai kenyataan
ü
Menguasai lingkungan : mampu beradaptasi.
Rentang Sehat Jiwa.
ü Dinamis bukan titik statis
ü Rentang dimulai dari sehat optimal – mati
ü Ada tahap-tahap
ü Adanya variasi tiap individu
ü Menggambarkan kemampuan adaptasi
ü Berfungsi secara efektif : sehat.
Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa.
a.
Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri
sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada
(American Nurses Associations).
b.
Menurut Dorothy, Cecelia.
Perawatan psikiatrik/keperawatan kesehatan jiwa : proses dimana perawata
membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang
positif, meningkatkan pola hubungan
antar pribadi yang lebih harmonis serta gara berperan lebih produktif di
masyarakat ( Dorothy, Cecelia).
Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa
a.
Peran dan fungsi keperawatan jiwa
b.
Hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien
c.
Konsep model keperawatan jiwa
d.
Model stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa
e.
Keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa
f.
Keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan jiwa
g.
Keadaan-keadaan sosial budaya dalam keperawatan jiwa
h.
Keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa
i.
Keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan jiwa
j.
Penatalaksanaan proses keperawatan: dengan standar-standar keperawatan
k.
Aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar
profesional.
Konseptual
Model Keperawatan Kesehatan Jiwa
Tabel 1
Model
|
View of behavioral deviation
|
Therapeutic process
|
Roles
of a patient & therapist
|
||
Psychoanalytical
(freud, Erickson)
|
Ego tidak mampu mengontrol ansietas, konflik tidak
selesai
|
Asosiasi bebas & analisa mimpi
Transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu
|
Klien: mengungkapkan semua pikiran & mimpi
Terapist : menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien
|
||
Interpersonal
(Sullivan, peplau)
|
Ansietas timbul & dialami secara interpersonal,
basic fear is fear of rejection
|
Build feeling security
Trusting relationship & interpersonal
satisfaction
|
Patient: share anxieties
Therapist : use empathy & relationship
|
||
Social
(caplan,szasz)
|
Social & environmental factors create stress,
which cause anxiety &symptom
|
Environment manipulation & social support
|
Pasien: menyampaikan masalah menggunakan sumber yang
ada di masyarakat
Terapist: menggali system social klien
|
||
Existensial
(Ellis, Rogers)
|
Individu gagal menemukan dan menerima diri sendiri
|
Experience in relationship, conducted in group
Encouraged to accept self & control behavior
|
Klien: berperan serta dalam pengalaman yang berarti
untuk mempelajari diri
Terapist: memperluas kesadaran diri klien
|
||
Supportive Therapy
(Wermon, Rockland)
|
Faktor biopsikososial & respon maladaptive saat
ini
|
Menguatkan respon koping adaptif
|
Klien: terlibat dalam identifikasi coping
Terapist: hubungan yang hangta dan empatik
|
||
Medical
(Meyer,Kreaplin)
|
Combination from physiological, genetic,
environmental & social
|
Pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik
& teknik interpersonal
|
Klien: menjalani prosedur diagnostic & terapi
jangka panjang
Terapist : Therapy, Repport effects,Diagnose
illness, Therapeutic Approach
|
Berdasarkan
konseptual model keperawatan diatas, maka dapat dikelompokkan ke dalam 6 model
yaitu:
Psycoanalytical (Freud, Erickson)
Model
ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila
ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting).
Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata
tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan mendorong
terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
Proses
terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa
mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat
dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam
bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic
masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan
keahlian dan latihan yang khusus.
Peran
perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai
keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu
misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar,
diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan
menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling
percaya).
Interpersonal ( Sullivan, peplau)
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat
adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas
timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang
lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari
adnya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya
membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal
Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam
bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan
sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh
klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and
relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa
yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa
aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.
Social ( Caplan, Szasz)
Menurut
konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku
apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan yang akan memicu
munculnya stress pada seseorang ( social and environmental factors create
stress, which cause anxiety and symptom).
Prinsip
proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment
manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan
sosial)
Peran
perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus
menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman
sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya :
menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di
masyarakat atau tempat kerja.
Existensial ( Ellis, Rogers)
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa
terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya.
Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan
mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar
berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang
dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan(experience in
relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self
assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in
group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau
feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and
control behavior).
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta
dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan
mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas
kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed
back, kritik, saran atau reward & punishment.
Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial
dan respo maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti:
sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak
keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah,
ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul,
menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan
sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa.
Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada
masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif,
individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada
dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang
dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan
yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang
adaptif.
Medica ( Meyer, Kraeplin)
Menurut
konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks
meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus
penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi
somatic, farmakologik dan teknik interpersonal. Perawat berperan dalam
berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi
jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai
dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang
digunakan.
Peran Perawat Kesehatan Jiwa
Menurut
Weiss (1947) yang di kutip oleh
Stuart Sundenn dalam principles an practice of psyciatric nursing care (1995),
{peran Perawat adalah sebagai Attitude Therapy, Yakni :
ü
Mengobservasi perubahan, baik perubahan kecil atau menetap yang terjadi
pada pasien.
ü
Mendemontrasikan penerimaan.
ü
Respek.
ü
Memahami klien.
ü
Mempromosikan ketertarikan klien dan berpartisipasi dalam interaksi.
Sedangkan
menurut Peplau, peran perawat
meliputi :
ü
Sebagai pendidik:
ü
Sebagai pemimpin di dalam situasi yang bersifat lokal, nasional dan
internasional.
ü
Sebagai “surrogate parent”:
ü
Sebagai konselor.
Dan
sebagai tambahan dari peran perawat adalah :
ü
Bekerja sama dengan lembaga kesehatan mental.
ü
Konsultasi dengan yayasan kesejahteraan.
ü
Memberikan pelayanan kepada klien di luar klinik.
ü
Aktif melakukan penelitian
ü
Membantu pendidikan masyarakat.
Asuhan yang kompeten bagi perawat jiwa.
1. Pengkajian biopsikososial yang peka terhadap
budaya.
2. Merancang dan implementasi rencana tindakan
untuk klien dan keluarga.
3. Peran serta dalam pengelolaan kasus: mengorganisasikan,
mengkaji, negosiasi, koordinasi pelayanan bagi individu dan keluarga.
4. Memberikan pedoman pelayanan bagi individu,
keluarga, kelompok, untuk menggunakan sumber yang tersedia di komunitas
kesehatan mental, termasuk pelayanan terkait, teknologi dan sistem sosial yang
paling tepat.
5. Meningkatkan dan memelihara kesehatanmental
serta mengatasi pengaruh penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling.
6. Memberikan askep pada penyakit fisik yang
mengalami masalah psikologis dan penyakit jiwa dengan masalah fisik.
7. Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan
yang mengintegrasikan kebutuhan klien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.
Sejarah Usaha Dan Upaya Kesehatan Jiwa Di Luar Negeri dan Di Indonesia
Di masa lalu gangguan jiwa di pandang sebagai kerasukan setan, hukuman
karena pelanggaran sosial atau agama, kurang minat atau semangat, dan
pelanggaran norma sosial. Penderita gangguan jiwa dianiaya, di hukum, dijauhi,
diejek dan di kucilkan masyarakat normal sampai abad ke -19, penderita gangguan
jiwa di nyatakan tidak dapat di sembuhkan dan di belenggu di dalam penjara
tanpa di beri makanan, tempat berteduh, atau pakaian yang cukup.
Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa Di Luar Negeri
Tahun
|
Peristiwa
|
Sebelum
tahun 1860
Tahun
1873
Tahun
1883
Tahun
1913
Tahun
1950
Tahun
1951
Tahun
1952
Tahun
1960
Tahun
1970
|
Perawatan
klien gangguan jiwa dengan “custom dial care” (bersifat tertutup dan
isolatif).
Linda
Richards mengembangkan perawatan mentaal di rumah sakit jiwa dan mengorganisasi
pelayanan dan pendidikan keperawatan jiwa di rumah sakit.
Sekolah
perawat pertama didirikan di mclean hospital yang berorientasi pada fisik dan
menthal.
Johns
hopkins mendirikan sekolah perawat dan memasukan keperawatan psikiatri dalam
kurikulum. Berbagai hal berkembang dlam keperawatan psikiatri seperti :
terapy somatik, electrokonfulsife therapy. Setelh perang dunia ke II terjadi
perubahan dalam keperawatan psikiatri: dan meningkatnya program pengobatan,
materi perawatan psikiatri merupakan bagian integral dari kurikulum
keperawatan.
Peran
perawat psikiatri mulai berkembang
Mellow
mengembangkan hubungan perawat klien merupakan proses teraeutik.
Peplau
mengembangkan hubungan interpersonal dalam keperawatan
Fokus
perawatan psikiatri yaitu prevensi primer, implementasi perawatan dan
konsultasi dalam komunitas.
Pengembangan
kerja praktek keperawatan, yaitu proses keperawatan dan standar partik
keperawatan.
|
Upaya keperawatan Jiwa Di Indonsesia
a.
Dulu kala gangguan jiwa dianggap kerasukan
Terapi : mengeluarkan roh jahat.
b. Zaman Kolonial sebelum ada RSJ di Indonesia,
pasien gangguan jiwa ditampung di RS Sipil atau RS Militer di Jakarta,
Semarang, dan Surabaya, yang ditampung pada umumnya penderita gangguan jiwa
berat.
c.
1 Juli :
o
1882 : RSJ pertama di Indonesia (Bogor)
o
1902 : RSJ Lawang
o
1923 : RSJ Magelang
o
1927 : RSJ Sabang di RS ini jauh dari perkotaan Perawat pasien bersifat
isolasi & penjagaan (custodial care).
o
Stigma : keluarga menjauhkan diri dari pasien.
d. Dewasa ini hanya satu jenis RSJ yaitu RSJ
punya pemerintah
Sejak tahun 1910 - mulai dicoba hindari
costodial care ( penjagaan ketat) & restraints (pengikatan ).
e. Mulai tahun 1930 - dimulai terapi kerja
seperti menggarap lahan pertanian bagi para penderita gangguan jiwa.
f.
Selama Perang Dunia II & pendudukan Jepang - Upaya kesehatan jiwa
tak berkembang.
g.
Proklamasi - Perkembangan baruPada bulan Oktober 1947 pemerintah
membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa ( belum bekerja dengan baik).
h.
Tahun 1950 pemerintah memperingatkan Jawatan Urusan Penyakit Jiwa untuk
meningkatkan penyelenggaraan pelayanan
i.
Tahun 1966- PUPJ Direktorat Kesehatan Jiwa-UU Kesehatan Jiwa No.3 thn
1966 ditetapkan oleh pemerintah- Adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita
Penyakit Jiwa ( BKR-PPJ) dengan instansi diluar bidang kesehatan.
j.
Tahun 1973 - PPDGJ I yang diterbitkan tahun 1975 ada integrasi dengan
PUSKESMAS.
k.
Sejak tahun 1970 an : pihak swasta pun mulai memikirkan masalah
kesehatan jiwa.
l.
Ilmu kedokteran jiwa berkembang- Adanya sub spesialisasi seperti
kedokteran jiwa masyarakat, Psikiatri Klinik, Kedokteran Jiwa Usila dan
Kedokteran Jiwa Kehakiman- Setiap Sub Direktorat dipimpin oleh 4 kepala
seksiProgram kesehatan jiwa nasional dibagi dalam 3 sub program yang diputuskan
pada masyarakat dengan prioritas pada Health Promotion.
Trend Current Issue
dan Kecenderungan Dalam Keperawatan Jiwa
Trend atau current issue dalam keperawatan
jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap
penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang
akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun
global. Ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian dalam Keperawatan
Jiwa di antaranya adalah masalah berikut :
ü
Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
ü
Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
ü
Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa
ü
Kecenderungan situasi di era globalisasi
ü
Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
ü
Kecenderungan penyakit jiwa
ü
Meningkatnya post traumatik sindrom
ü
Meningkatnya masalah psikososial
ü
Trend bunuh diri pada anak
ü
Masalah AIDS dan Napza
ü
Pattern of parenting
ü
Presfektif life span history
ü
Kekerasan
ü
Masalah ekonomi dan kemiskinan
Kesehatan jiwa
dimulai masa konsepsi
Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat
onset terjadinya sampai klien mengalami gejala-gejala.
Trend peningkatan
masalah kesehatan jiwa
Masalah jiwa akan meningkat di era
globalisasi.
Kecenderungan
Faktor Penyebab Gangguan Jiwa
Terjadinya
perang, konflik, dan lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu
pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa
pada manusia.
Kecenderungan
situasi di Era Globalisasi
Era
globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antar Negara-negara
khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik.
Globalisasi dan
Perubahan Orientasi Sehat
Globalisasi atau era pasar bebas disadari
atau tidak telah berdampak pada pelayanan kesehatan.
Kecenderungan
Penyakit
1.
Meningkatnya post traumatic syndrome disorder
2.
Meningkatnya masalah psikososial
3.
Trend bunuh diri pada anak dan remaja
4.
Masalah Napza dan HIV/AIDS
Trend dalam
pelayanan keperawatan mental psikiatri
1. Sekilas tentang Sejarah
2. Trend pelayanan keperawatan mental psikiatri
di Era Globalisasi.
Issue Seputar
Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri
1. Pelayanan keperawatan mental psikiatri yang
ada kurang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah hal ini karena masih
kurangnya hasil-hasil riset keperawatan tentang keperawatan jiwa klinik.
2. Perawat psikiatri yang ada kurang siap
menghadapi pasar bebas karena pendidikan yang rendah dan belum adanya licence
untuk praktek yang bias diakui secara internasional.
3. Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan
pendidikan dan pengalaman seringkali tidak jelas dalam “Position Description”,
job responsibility dan system reward di dalam pelayanan keperawatan dimana
mereka bekerja (Stuart Sudeen, 1998).
4. Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan
bagi peserta didik (mahasiswa keperawatan).
Bagaimana profesi
keperawatan mental psikiatri di Indonesia menghadapinya?
a. Sehubungan dengan trend masalah kesehatan
utama dan pelayanan kesehatan jiwa secara global, maka fokus pelayanan
keperawatan jiwa sudah saatnya berbasis pada komunitas (community based care)
yang member penekanan pada preventif dan promotif.
b. Sehubungan dengan peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, perlu peningkatan dalam bidang
ilmu pengetahuan dengan cara mengembangkan institusi pendidikan yang telah ada
dan mengadakan program spesialisasi keperawatan jiwa.
c. Dalam rangka menjaga mutu pelayanan yang
diberikan dan untuk melindungi konsumen, sudah saatnya ada “licence” bagi
perawat yang bekerja di pelayanan.
d. Sehubungan dengan adanya perbedaan latar
belakang budaya kita dengan narasumber, yang dalam hal ini kita masih mengacu
pada Negara-negara Barat terutama Amerika, maka perlu untuk menyaring
konsep-konsep keperawatan mental psikiatri yang didapatkan dari luar.
Daftar Pustaka
- Keliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta: EGC.
- Videbeck L Sheila.2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
- Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
- Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
- Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama
- Tugas Sekolah Online
- Nurse of My Soul
Demikian artikel
mengenai Konsep Dasar Kesehatan Jiwa, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan baru dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa. Tidak lupa
penulis mengajak para pengunjung nursipedia untuk berdiskusi di kolom komentar
serta Jangan lupa untuk like dan kunjungi fan page kami di Blog Keperawatan untuk
mendapatkan info seputar keperawatan
0 Response to "Konsep Dasar Kesehatan Jiwa"
Posting Komentar